Emporio.my.id-
ENERGI terbarukan dinilai penting serta sangat layak dikembangkan dan diterapkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar konvensional.
“Terlebih, energi terbarukan berupa waste to energy, energi surya dan biomassa serta energi air, sangat melimpah di setiap wilayah perkotaan ataupun pedesaan,” kata Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin (Energi Terbarukan) Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP) La Ode Muhmmad Firman dalam orasi ilmiah pengukuhan guru besar, di UP, Jakarta.
Menurut dia, pengembangan dan penerapan peralatan pengelolaan sampah untuk menghasilkan waste to energy, termasuk mesin pengering serba guna bisa jadi modal pengetahuan dalam pengembangan energi terbarukan.
“Sehingga pada penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) berikutnya diharapkan dapat dibangun skala produksi di suatu kawasan tentang taman pendidikan dan industri pengelolaan sampah mandiri energi terbarukan,” terangnya.
Pada kesempatan sama, Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Fakultas Teknik UP Dede Lia Zariatin dalam orasi ilmiah pengukuhan guru besar mengatakan teknologi manufaktur dan otomasi memiliki peranan sangat penting dalam pengembangan dan implementasi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), seiring dengan upaya mencari sumber energi yang bersih dan berkelanjutan.
“Potensi EBT di Indonesia sangat besar, tetapi pemanfaatannya baru 0,3%. Perkembangan teknologi manufaktur dan otomasi membuka peluang peningkatan efisiensi dan kinerja pembangkit listrik EBT, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi,” kata Dede.
Ia menjelaskan beberapa tantangan perkembangan tersebut di antaranya ialah rendahnya efisiensi pembangkitan listrik, ketergantungan terhadap material yang mahal, belum ramah terhadap lingkungan terkait pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur, dan biaya investasi awal yang tinggi.
Kemudian, tantangan yang dihadapi dalam inovasi teknologi manufaktur dan otomasi dalam mendukung pengembangan pembangkit listrik adalah pembangkit listrik hybrid yang menggabungkan peran teknologi manufaktur dan otomasi dalam pengembangan pembangkit listrik EBT, pembangkit listrik tenaga surya dengan tenaga air dan tenaga angin, serta metode produksi yang bersih dan ramah lingkungan.
“Dengan memanfaatkan material alam (green material) yang mudah didaur ulang, integrasi teknologi manufaktur dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dalam pemilihan parameter proses yang optimal dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi pembangkitan energi listrik EBT,” pungkasnya. (Ant/H-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/725571/angkat-energi-terbarukan-universitas-pancasila-kukuhkan-dua-guru-besar-