Emporio.my.id-
SEDENTARY Lifestyle atau gaya hidup malas bergerak dalam dunia medis merujuk pada kebiasaan seseorang yang tidak aktif secara fisik, seperti sering berbaring atau jarang melakukan aktivitas fisik.
Istilah ini sering disebut dengan istilah mager dalam percakapan sehari-hari. Kemudahan teknologi yang semakin berkembang membuat banyak hal menjadi lebih praktis, sehingga kebiasaan ini menjadi semakin umum di kalangan banyak orang.
Meski terlihat sepele, kebiasaan malas bergerak adalah perilaku yang seharusnya diubah. Namun, bagi sebagian orang, kebiasaan ini sudah menjadi hal yang nyaman dan sulit untuk dihilangkan.
Perlu dipahami bahwa dampak dari gaya hidup mager tidak langsung dirasakan, tetapi akan mulai muncul bertahun-tahun setelah seseorang terus menjalani rutinitas tersebut.
5 Bahaya kesehatan akibat malas gerak antara lain:
1. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
Sebuah penelitian dari Aerobics Research Center di Amerika Serikat menunjukkan bahwa beraktivitas fisik secara rutin dapat mengurangi risiko stroke pada pria hingga 60%.
Penelitian lain dari Nurses’ Health Study juga menyatakan bahwa wanita yang aktif secara fisik memiliki peluang 50% lebih kecil untuk mengalami stroke dan serangan jantung.
Temuan ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah dan sering duduk memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami stroke.
2. Gangguan Fungsi Kognitif
Aktivitas fisik berperan penting dalam meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen ke otak serta membantu memperbaiki sel dan jaringan otak yang mengalami degenerasi.
Sementara itu, minimnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan fungsi otak, yang dalam jangka panjang berpotensi memicu gangguan pada fungsi kognitif.
3. Menurunnya Konsentrasi
Posisi duduk yang lama sambil membungkuk atau melengkung saat bekerja dapat menyebabkan ketegangan pada tulang belakang. Paru-paru tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengembang secara optimal, sehingga jumlah oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh menjadi berkurang.
Sirkulasi darah juga bisa terganggu jika aktivitas fisik berkurang. Kekurangan oksigen yang diterima otak akibat hal ini dapat menyebabkan penurunan konsentrasi.
4. Berisiko Terkena Osteoporosis
Kebiasaan malas bergerak dapat menyebabkan hilangnya massa otot, sehingga otot menjadi lemah. Selain itu, tubuh akan mulai menyerap kalsium dari tulang, yang mengakibatkan penurunan kepadatan tulang secara signifikan.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu osteoporosis atau pengeroposan tulang. Saat ini, osteoporosis tidak hanya menjadi masalah bagi lansia, tetapi juga semakin banyak dialami oleh generasi muda.
5. Resistensi Insulin
Menghabiskan sekitar 70% waktu sehari dengan duduk atau berbaring dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.
Kondisi ini menyebabkan kadar gula darah meningkat, sehingga peluang terkena diabetes menjadi lebih besar.
Selain itu, saat duduk atau berbaring, orang cenderung mengonsumsi camilan yang kurang sehat, sering kali dengan kandungan gula yang tinggi, yang semakin memperbesar risiko terjadinya diabetes.
Mager atau malas bergerak membawa berbagai risiko serius bagi kesehatan, seperti gangguan fungsi otak, osteoporosis, diabetes, hingga serangan jantung dan stroke.
Meskipun dampaknya tidak langsung terasa, kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Untuk mencegahnya, mulailah menerapkan gaya hidup aktif dengan aktivitas fisik sederhana yang rutin. Tubuh yang sehat adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. (Kemenkes/Z-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/724851/bahaya-di-balik-gaya-hidup-mager-ancaman-kesehatan-yang-perlu-diwaspadai