Site icon Emporio.my.id

Batik Merawit Cirebon Raih Sertifikat Indikasi Geografis

Emporio.my.id-

Ilustrasi(MI/NURUL HUDAYAH)

BATIK dengan teknik merawit khas Kabupaten Cirebon mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM.

Sertifikat Indikasi Geografis (IG) adalah sertifikasi yang diberikan kepada produk yang memiliki ciri khas dan kualitas tertentu karena faktor lingkungan geografis. Sertifikat ini merupakan bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yang memberikan perlindungan hukum terhadap asal suatu produk.  Sertifikat ini, yang ditetapkan pada 4 November 2024, menjadikan batik merawit sebagai produk batik IG pertama di Kabupaten Cirebon dan menjadi yang keenam di Indonesia.

“Ini adalah kebanggaan bagi kami. Ke depan, kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan batik merawit dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun pelestarian budaya,” tutur Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya,” Jumat (29/11). 

Dijelaskan Wahyu, penerimaan sertifikat IG juga membuka peluang untuk regenerasi perajin batik. Meskipun tantangan dalam melahirkan generasi baru perajin batik cukup besar, baik di Kabupaten Cirebon maupun di Indonesia. Untuk itu Wahyu menekankan pentingnya pelatihan dan pemberdayaan bagi generasi muda untuk bisa senantiasa menjaga tradisi membatik.

“Kami berharap dengan adanya sertifikat IG ini, para perajin dapat lebih semangat dan bangga dengan produk mereka. Kami akan terus mendukung upaya-upaya yang bisa membantu regenerasi perajin batik di Cirebon,” tutur Wahyu. 

Batik merawit sendiri dikenal dengan teknik pembuatan garis tipis, seperti ranting atau rambut, yang membedakannya dari jenis batik lainnya. Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya, menjelaskan garis-garis halus tersebut memerlukan keahlian tinggi dan peralatan berkualitas. “Proses pembuatan batik merawit tidak mudah. Canting yang digunakan harus berkualitas, begitu juga malam (lilin) yang harus dipanaskan dengan suhu yang tepat, agar garis tipisnya tetap terjaga,” ungkap Komarudin.

Batik merawit hanya diproduksi oleh perajin di delapan desa di Kabupaten Cirebon, yakni Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Kaliwulu, Wotgali, Gamel, Sarabau, Panembahan, dan Kalitengah. Diperkirakan  terdapat sekitar 1.000 perajin yang menguasai teknik ini di Kabupaten Cirebon.

Sertifikat IG diharapkan dapat meningkatkan nilai jual batik merawit, di mana setiap produk akan dilengkapi dengan barcode yang mencantumkan informasi mengenai motif dan pembuatnya.ini  diharapkan, dapat memberikan insentif tambahan bagi perajin dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. (H-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/722042/batik-merawit-cirebon-raih-sertifikat-indikasi-geografis

Exit mobile version