Emporio.my.id-
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno alias Doel jadi pemenang Pilkada Jakarta. Pramono-Rano mendapatkan suara sebanyak 2.183.239 suara, sementara paslon lainnya yakni Ridwan Kamil-Suswono (Rido) 1.718.160 suara, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana 459.230.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengungkapkan ada sejumlah faktor kemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta. Pertama, mesin kampanye Pramono-Rano lebih agresif ketimbang Rido dalam menarik dukungan atau suara dari pemilih.
“Mesin kampanye Pram-Doel tercatat lebih agresif baik dari sisi serangan udara (pemasangan APK, media sosial) yang unggul sekitar 6%, maupun dari sisi serangan darat (kunjungan, kegiatan dan pembagian souvenir/bingkisan) yang unggul 10,6 sampai 12%,” kata Adi, melalui keterangannya, Minggu (6/12).
Faktor selanjutnya, kata Adi, ialah dukungan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan kepada Pramono-Rano. Pada survei yang dilakukan PPI 13-17 November 2024, terjadi pergeseran pendukung Anies Baswedan akibat sinyal kuat pertemuan Anies dengan Pramono-Rano pada 15 November.
Jika pada survei 21-25 Oktober pemilih Anies masih lebih banyak memilih RK-Suswono, namun pada 13-17 November kondisinya berbalik. Pendukung Anies sudah lebih banyak memilih pasangan Pramono-Rano.
“Konsolidasi suara pemilih Anies ini semakin kuat menjelang pemilihan, sehingga saat quick count gap suara antara Pramono-Rano dengan RK-Suswono menebal hingga 11% dari 5,6% saat survei 13-17 November,” katanya.
Faktor ketiga ialah ketidaksukaan publik kepada RK-Suswono imbas blunder Suswono pada 26 Oktober 2024 tentang kartu janda. Hal ini dianggap sebagai penghinaan terhadap Nabi. Di samping itu, Adi menilai popularitas Suswono yang masih rendah juga memicu keengganan masyarakat untuk memilih pasangan RK-Suswono.
Faktor terakhir ialah publik menilai Ridwan Kamil-Suswono bukanlah orang Jakarta yang membuat publik menilai keduanya tidak paham dengan permasalahan di Jakarta.
“RK-Suwono juga masih dianggap outsider (bukan asli Jakarta) dan dianggap bermasalah dengan Jakarta, seperti kurang paham Jakarta, tidak cocok pimpin Jakarta, pernah menghujat Jakarta dan musuh Jakmania,” pungkasnya. (J-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/pilkada/724518/pramono-rano-menang-pengamat-faktor-anies-dan-blunder-suswono